Selasa, 22 September 2015

Gerakan 30 September 1965

G 30 S

Gerakan 30 September 1965 sering disebut juga G 30 S PKI atau Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) ataupun Gestok (Gerakan Satu Oktober). Gerakan ini adalah suatu usaha percobaan kudeta  yang terjadi sejak malam tanggal 30 September 1965 sampai tanggal 1 Oktober 1965.
Peristiwa ini terjadi karena beberapa hal, antara lain isu bahwa Soekarno sedang sakit. Isu ini beredar sejak satu tahun sebelum G30S terjadi. Diperkirakan isu sakitnya bung karno menyebabkan beberapa pihak berebut posisi untuk menggantikan posisi Soekarno. Hal lain yang melatarbelakangi peristiwa ini adalah faktor ekonomi. Saat itu ekonomi di Indonesia tidak stabil, tentu ini berdampak mulai menghilangnya dukungan bagi soekarno dan banyak yang mulai membenci soekarno, apalagi sebelumnya soekarno telah memutuskan melakukan NASAKOM yang banyak ditentang oleh rakyat. Amerika dan Malaysia pun dianggap salah satu penyebab gerakan ini terjadi.
Peristiwa G30S diawali dengan munculnya isu terbentuknya Dewan Jendral, yaitu petinggi anggatan data yang berusaha menggulingkan Soekarno. Kemudian dilanjutkan dengan peristiwa beredarnya dokumen Gilchrist. Dokumen ini berisi sesuatu yang terkesan menyebutkan bahwa perwira Indonesia telah dibeli oleh Amerika.
 Dalam Peristiwa ini, beberapa orang dibunuh, termasuk tujuh perwira militer yaitu :
·        Letjen TNI Ahmad Yani
·        Mayjen TNI Raden Suprapto
·        Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono
·        Mayjen TNI Siswondo Parman
·        Brigjen TNI Donald Issac Panjaitan
·        Brigjen TNI Suyoto Siswomiharjo
Satu nama lagi yang menjadi sasaran pembunuhan, yaitu Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Ia berhasil melarikan diri, namun anak dan ajudannya tewas. Para korban dibuang kesebuah lubang, yang saat ini disebut sebagai Lubang Buaya di Pondok Gede, Jakarta Timur dan baru ditemukan tanggal 3 Oktober 1965.
Setelah peristiwa ini, PKI menguasai RRI dan kantor Telekomunikasi yang berada di Jalan Merdeka. Melalui radio PKI menyiarkan bahwa G30S ditunjukan pada Angkatan Darat. Dan diumumkan tebentuknya Dewan Revolusi. PKI bahkan melakukan pembunuhan pada sore hari tanggal 1 oktober 1965 kepada 2 orang di Jawa Tengah dan Yogyakarta karena menolak masuk Dewan Revolusi.
Semenjak kejadian ini, penangkapan dan pembantaian anggota PKI terjadi di berbagai daerah. Diperkirakan, anggota PKI yang terbunuh sekitar 500 ribu orang, dan ratusan ribu lainnya ditangkap. Mereka yang tertangkap disiksa dan diinterogasi. Namun beberapa orang yang tidak bersalah juga ikut terbunuh karena dituduh sebagai kaki tangan PKI.
Pembantaian Pki semakin membabi buta semenjak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret atau yang sering disebut Supersemar. Dalam Surat ini Soekarno memberikan kewenangan sebesar besarnya kepada Soeharto untuk mengembalikan ketenangan negara.
Dalam peristiwa ini tidak diketahui siapa pemimpin dari gerakan tersebut. Namun, banyak orang yang berpendapat, dalang dari semua ini adalah PKI. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti bahwa gerakan tersebut merupakan pasukan PKI. Ini adalah misteri besar dibalik kejadian Gerakan 30 September 1965.
Saat ini tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September. Dan tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, dan terdapat Monumennya di Lubang buaya, yaitu Monumen Pancasila Sakti.



Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September

Selasa, 25 Agustus 2015

DIPLOMASI DAN KONFRONTASI


         
                    Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia masih harus berusaha keras untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah di raih. Perjuangan ini dilakukan dengan usaha diplomasi dan konfrontasi. Disini saya akan berbagi mengenai dampak positif dari diplomasi dan konfrontasi

·        Diplomasi
Diplomasi merupakan usaha mempertahankan perjuangan melalui berbagai perjanjian. Antara lain Perjanjian Linggarjati, Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar. Dampak dampak penggunaan cara diplomasi adalah :

(+) Kesalahpahaman dapat diselesaikan secara damai

Berbeda dengan konfrontasi, dimana jika ada pihak musuh yang melakukan suatu kesalahan dapat menyebabkan timbulnya perang. Cara diplomasi membuat kesalahpahaman tersebut dapat dirundingkan secara baik baik tanpa perlu menelan korban jiwa

(-) Banyak perjanjian yang merugikan

Hampir semua diplomasi yang dilakukan Indonesia, isinya merugikan Indonesia. Hal ini tentu berdampak besar bagi Indonesia. Indonesia harus menanggung kerugian hingga bertahun tahun hanya dengan satu kegiatan diplomasi.

 (+) Tidak banyak korban jiwa

Keuntungan dari penggunaan cara diplomasi adalah, tidak harus menelan korban jiwa. Karena cara ini tidak tertuju pada penggunaan senjata secara nyata. Namun diplomasi adalah perang stategi dalam perjanjian

·        Konfrontasi
Konfrontasi merupakan usaha mempertahankan perjuangan melalui medan perang. Antara lain Peperangan Ambarawa, Peperangan 10 November di Surabaya, dan berbagai peperangan lain di berbagai daerah. Dampak dampak penggunaan cara konfrontasi adalah :

(-) Banyak menelan korban jiwa

Penggunaan cara peperangan, tentu akan memakan banyak korban jiwa. Banyak prajurit prajurit yang mati di medan perang. Bahkan banyak warga sipil yang terbunuh karena serangan musuh. Korban ini tak hanya berjumlah ratusan, tetapi mencapai ribuan. Berbeda dengan cara diplomasi yang tidak perlu mengerahkan banyak orang, sehingga tak banyak korban jiwa.

(-) Rusaknya fasilitas fasilitas umum dan rumah penduduk

Serangan perang tentu berdampak bagi lingkungan sekitarnya, baik disengaja maupun tidak. Rumah rumah penduduk rusak terkena serpihan ledakan. Banyak fasilitas umum yang rata dengan tanah karena diserang musuh. Bahkan dalam peristiwa bandung lautan api, masyarakat Bandung sendiri yang membakar seluruh fasilitas umum dan rumah penduduk untuk menyelamatkannya dari sekutu.

(+) Rakyat merasakan langsung perjuangan, sehingga mempererat sikap gotong royong yang berdampak positif bagi persatuan bangsa


Dengan konfrontasi rakyat menjadi saling membantu menjaga kemerdekaan Indonesia. Berbeda dengan diplomasi yang hanya dilakukan oleh para diplomat negara.
Sumber : ---

Kamis, 20 Agustus 2015

Pahlawan Indonesia


Para Pahlawan yang namanya digunakan sebagai nama jalan di Luar Negeri

            Banyak negara yang menggunakan nama pahlawan Indonesia menjadi nama jalan atau nama gedung. Banyak pula negara yang menjadikan nama daerah di Indonesia sebagai nama jalan. Disini saya akan berbagai informasi tentang nama pahlawan Indonesia yang dijadikan sebagai nama jalan di luar negeri.

1.     Soekarno
Soekarno merupakan pahlawan yang berjasa dan mendunia. Hampir semua negara pada masanya mengenalnya. Hal itu karena Ia tidak hanya menjadi pahlawan yang berjasa bagi rakyat Indonesia tetapi pahlawan yang merubah dunia. Jasanya sangat besar, bahkan di luar Indonesia. Namanya diabadikan menjadi beberapa nama jalan. Antara lain di Maroko. Raja maroko melakukan hal ini sebagai penghargaan atas izin Soekarno menjadikan kitab karya ulama Maroko sebagai rujukan di berbagai pesantren di Indonesia. Jalan ini diresmikan pada tanggal 2 Mei 1960 oleh Soekarno sendiri. Nama Soekarno juga dijadikan nama jalan di Mesir karena peran Soekarno membuat hubungan Indonesia dan Mesir menjadi baik.

2.    Moh.Hatta
Tak jauh berbeda dengan Soekarno, Nama Moh.Hatta juga digunakan sebagai nama jalan di Belanda, tepatnya di daerah Haarlem. Hal ini dilakukan pemerintah Belanda karena Hatta pernah menimba ilmu di Belanda selama 11 tahun, sejak tahun 1921 sampai dengan 1932.  

3.    RA.Kartini
Kartini merupakan pahlawan Indonesia, khususnya para wanita. Jasa kartini dalam memperjuangkan harkat dan martabat wanita juga dikenal oleh dunia, dengan karyanya yaitu “Habis Gelap  Terbitlah Terang”. Negara yang menggunakan nama Kartini adalah Belanda. Bahkan Belanda menjadikan nama Kartini menjadi nama 3 buah jalan di Belanda, yaitu di daerah Haarlem, Amsterdam dan Utrech.

4.    Munir Said
Munir dianggap sebagai pejuang hak asasi manusia. Ia meninggal dalam perjalanan menuju Amsterdam karena keracunan makanan.

5.    Sultan Syahrir
Sultan syahrir merupakan salah satu pejuang Indonesia. Ia juga pernah dipercaya menjadi perdana menteri Indonesia. Selain itu ia juga terkenal sebagai aktivis politik.
Belanda menjadikan namanya menjadi nama salah satu jalan yaitu di Leiden. Sebelumnya Sultan syahrir pernah menuntut ilmu di Leiden, Belanda. Namanya juga menjadi nama jalan di kota Gouda.

Orang Indonesia yang pernah menjadi perwakilan bagi negara lain

1.     Sultan Hamid II

Sultan Hamid II merupakan orang yang berjasa bagi Indonesia. Ia sangat berjasa dalam pembentukan lambang negara, burung garuda. Namun siapa sangka, ia pernah menjadi delegasi Belanda dalam perjanjian dengan Indonesia. Saat itu ia menjadi perwakilan BFO. Mungkin banyak yang heran, mengapa Sultan Hamid melakukannya? Namun ia tetap dianggap sebagai salah satu orang yang berjasa bagi Indonesia.
Sultan Hamid pernah bergabung dengan Kabinet RIS ketika kabinet ini dipimpin oleh Moh.Hatta. Ia menjadi salah satu panitia pembuat lambang negara. Ialah yang membuat lambang Garuda dan menyempurnakannya atas usul berbagai pihak. Setelah lambang negara selesai dibuat, Sultan Hamid II diberhentikan dari jabatannya. Hal ini dikarenakan tuduhan Sultan Hamid II bergabung dengan pasukan westerling yaitu Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pasukan ini melakukan berbagai usaha untuk menjatuhkan Kabinet Republik Indonesia Serikat.
Pasukan ini pernah menyerang Jakarta, namun berhasil dihadang TNI sehingga APRA terpaksa mengungsi ke Singapura, dan akhirnya dibubarkan. Beberapa tokoh APRA ditangkap, begitupun Sultan Hamid II. Ia mengaku atas keterlibatannya dalam kudeta Jakarta yang gagal dan dalam serangan kedua di Parlemen yang juga gagal. Namun kejadian ini tak hanya berdampak negatif, namun ada juga positifnya. Jatuhnya Sultan Hamid II membuat Masyarakat Kalimantan Barat resah. Akhirnya Kalimantan Barat bersegera bergabung dengan RIS.
Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di Pontianak.

2.    Abdulkadir Widjojoatmodjo

Selain Sultan Hamid, Abdulkadir juga pernah menjadi perwakilan Belanda saat perjanjian Renville. Abdulkadir merupakan warga Indonesia yang dekat dengan Belanda bahkan memiliki posisi penting di pemerintahan Belanda. Awalnya ia di Belanda untuk menuntut ilmu. Setelah selesai dalam menuntut ilmu, Abdulkadir mendapat pangkat kolonel di KNIL. Bahkan ia pernah menjabat sebagai kepala NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

            Sebenarnya banyak Warga Negara Indonesia yang memiliki posisi penting di negara lain, khususnya belanda. Namun tak banyak dari kita yang mengenal mereka.

Sumber :
www.wikipedia.co.id

www.brainly.com
http://rasich.blogspot.com/2013/04/nama-tokoh-indonesia-sebagai-nama-jalan.html
http://awanjakarta.com/berita-terkini/internasional/jalan-di-luar-negeri-dengan-nama-pahlawan-indonesia/
http://www.liveberita.com/2015/03/pahlawan-indo-nama-jl-luar-negeri.html
http://ayointer.net/nama-pahlawan-yang-dijadikan-nama-jalan-di-luar-negeri/

Kamis, 13 Agustus 2015

Pancasila - Proklamasi

Pancasila

            Pancasila adalah 5 dasar negara Indonesia. Walaupun hanya 5, tapi proses pembuatannya tidak mudah. Sebelum mendapatkan pancasila yang saat ini kita kenal, ada banyak usulan rumusan pancasila. Diantaranya, yang terkenal adalah usul dari Moh.Yamin, Ir.Soekarno dan Soepomo. Berikut rumusannya

Moh.Yamin
Ir.Soekarno
Soepomo
Peri Kebangsaan
Kebangsaan Indonesia
Persatuan
Peri Kemanusiaan
Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
Kekeluargaan
Peri ke-Tuhanan
Mufakat,-atau demokrasi
Keseimbangan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan sosial
Musyawarah
Kesejahteraan Rakyat
Ketuhanan
Keadilan Sosial

Membandingkan ketiga rumusan itu menurut saya, yang mendekati isi pancasila sekarang adalah usul rumusan dari Moh.Yamin.

Moh.Yamin
Pancasila
Peri Kebangsaan
Persatuan Indonesia
Peri Kemanusiaan
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Peri ke-Tuhanan
Ketuhanan Yang Maha Esa
Peri Kerakyatan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Kesejahteraan Rakyat
Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia



Proklamasi


Proklamasi berasal dari kata yunani “proclamatio” yang berarti pengumuman kepada seluruh rakyat, terutama yang berhubungan dengan ketata negaraan. Kata “proklamasi” yang ada pada teks proklamasi bangsa Indonesia sendiri diudulkan oleh Iwa Kusumasumantri. Menyusun teks proklamasi tidak lah mudah. Maka dari itu sangat berterima kasihlah kita kepada para penyusun Teks Proklamasi. 


Proklamasi

Kami bangsa indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia
Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan akan dilaksanakan dengan cara seksama dan dengan tempo yang sesingkat singkatnya
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas nama bangsa Indonesia



Sukarno/Hatta


Kemarin guru Sejarah saya menugaskan membuat contoh teks proklamasi. Dan memang sangat sulit membuatnya. Susah mencari kata yang tepat untuk membuat orang yang membacanya bersemangat. Inilah teks proklamasi yang kelompok saya buat. Semoga bermanfaat J


Pernyataan Merdeka

Dengan izin Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan bebas atas segala bentuk penjajahan diatas Tanah Air Indonesia
                        Semua hal yang menyangkut keberlangsungan negara Indonesia seluruhnya. Merdeka !


Jakarta, 17 Agustus 1945
Perwakilan bangsa Indonesia



Azmi-Dhana-Farisa-Mumtaz

Senin, 10 Agustus 2015

Seputar Indonesia

Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang

Pada masa kekuasaan Jepang di Indonesia, jepang telah banyak memberikan rakyat Indonesia penderitaan. Namun Jepang juga memberikan rakyat Indonesia pendidikan. Salah satunya pendidikan kemiliteran. Jepang membuat organisasi militer dan juga organisasi semi militer. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang organisasi semi militer
Beberapa organisasi semi militer bentukan jepang antara lain  :
1.     Keibodan
Dibentuk tanggal 29 April 1943. Anggotanya adalah laki laki berusia 26-35 tahun. Tugasnya adalah membantu polisi mengatur lalu lintas dan menjaga keamanan dan ketertiban. Organisasi ini di awasi oleh Keimubu(kepolisian) agar tidak ada pemberontakan
2.    Seinendan
Sama seperti keibodan, tetapi anggotanya berusia 14-22 tahun. Mereka dipersiapkan untuk mempertahankan daerah dari serangan sekutu
3.    Fujinkai
Dibentuk pada bulan Agustus 1943 yang anggotanya wanita berumur 15 tahun keatas
4.    Jawa Hokokai
Organisasi ini dibentuk untuk menggerakan rakyat agar berbakti kepada jepang agar tercipta kemenangan dalam perang Asia Timur Raya. Organisasi ini dibentuk oleh panglima Jepang pada tahun 1944
5.    Syusintai
Merupakan  bagian dari Jawa Hokokai yang dibentuk pada bulan semptember 1944. Dibentuk untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat. Organisasi ini dipimpin langsung oleh Ir.Soekarno



Asal usul bendera Merah Putih

Indonesia memiliki bendera berwarna merah putih. Tapi taukah kita dari mana asal usul bendera tersebut? Kali ini saya akan berbagi informasi tentang asal usul Bendera Merah Putih.
            Bendera Merah Putih pertama kali di gunakan pada masa Kerajaan Singasari. Jayakatwang menggunakan umbul-umbul atau Bendera Merah Putih ketika berperang melawan Raden Wijaya dan ketika melawan kekuasaan Kertanegara. Selanjutnya Mpu Prapanca menceritakan pada masa Hayam Wuruk memerintah Majapahit, warna merah putih menjadi warna yang dimuliakan. Warna merah putih digunakan dalam upacara hari kebesaran kerajaan dan dilukiskan pada kereta kerajaan. Menurut mitologi bangsa Austronesia, Merah(tanah) dianggap sebagai bunda bumi dan putih(langit) dianggap sebagai bapak langit.
            Selain itu, banyak juga kerajaan di Indonesia yang menggunakan bendera merah putih sebagai benda pusaka. Bendera Merah Putih disebut juga Gula Kelapa. Gula merah melambangkan warna merah pada bendera, sedangkan kelapa melambangkan warna putih. Bendera merah putih juga pernah berkibar di Eropa tahun 1922 sebagai bendera Perhimpunan Indonesia di Belanda
            Hal ini membuktikan bahwa Bendera Merah Putih, lahir jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Namun Bendera Merah Putih baru ditetapkan sebagai bendera kebangsaan pada Konggres Pemuda Indonesia di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928. Bendera pusaka yang dikibarkan saat proklamasi, dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera itu berbahan katun berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI.

Sumber :

Kamis, 30 April 2015

Pergerakan Nasional (2)



Organisasi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
1.     Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya. Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds.
Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan. 
Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik melainkan merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya. Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.
Sampai dengan akhir tahun 1909, telah berdiri 40 cabang Budi Utomo dengan jumlah anggota mencapai 10.000 orang. Tetapi, dengan adanya kongres banyak anggota muda yang menyingkir dari barisan depan, dan anggota Budi Utomo kebanyakan dari golongan priayi dan pegawai negeri.
Budi Utomo mempunyai andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional, yaitu telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia. Karena itu tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tahun hingga sekarang.
2.    Sarekat Islam (SI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yaitu tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo. Berdirinya SI dengan dasar Agama Islam dan ekonomi. Hal ini untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya).
Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja. 
Serekat Islam dengan gigih selalu memperjuangkan keadilan dan kebenaran terhadap penindasan dan pemerasan oleh pemerintah kolonial. Disamping tujuan ekonomi juga ditekankan adanya saling membantu di antara anggota. Itulah sebabnya dalam waktu singkat, Sarekat Islam berkembang menjadi anggota massa yang pertama di Indonesia. 
Pada tahun 1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan hukum.
Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya. Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal. Pada tanggal 17–24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan anggota 360.000 orang anggota. Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah "nasional", dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa.
Dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok yaitu Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto dan Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono.
3.    Indische Partij (IP )
Didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres.
Dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi. Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7.000 orang yang kebanyakan orang Indo.
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya.
Semenjak hal ini terjadi Indische Partij makin menurun. Selanjutnya, Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP). National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar.
4.    Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin.
Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis. Karena itu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya. Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah, sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW ). 
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat. Sampai tahun 1913, Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun 1935, Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
5.    Gerakan Pemuda
Gerakan ini adalah bentuk kekecewaan para pemuda karena organisasi budi utomo telah diambil alih oleh goolongan mudal. Maka pada Tanggal 7 Maret 1915 di Batavia didirikan Gerakan Pemuda Indonesia dengan Trikoro Dharmo.
Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan organisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti.
Untuk menghindari perpecahan, pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan, menambah pengetahuan, dan rasa cinta pada budaya sendiri.
Semenjak adanya Jong Java, pemuda-pemuda di daerah lain membentuk organisasi-organisasi, seperti Jong Sumatra Bond, Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Selebes, Jong Batak, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Timorees Verbond, dan lain-lain. Sebenarnya organisasi ini masih bersifat kedaerahan, tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia, khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing.
6.    Taman Siswa
Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan berdirinya Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa.
Sekolah Taman Siswa adalah tempat menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan, perkembangan politik, dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang. 
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem "among" dengan pola belajar "asah, asih dan asuh". Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku "sebagai pemimpin" yakni di depan memberi contoh, di tengah dapat memberikan motivasi, dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh. Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan "Ing ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani ". Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional.
Karena jasanya maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional. Di samping itu, "Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional.
7.    Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI.
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. (PKI). Susunan pengurus PKI , antara lain Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara).
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara. Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil. 
Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua).
8.    Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air.
Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI melakukan propaganda-propaganda, baik lewat surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir. Soekarno sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhawtiran di pihak pemerintah Belanda. Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan, propaganda, dan tindakannya. 
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata. Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung.
Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat. Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr. Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra.
Mereka yang pro pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra, ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.
9.    Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh R.A. Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia. R.A. Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan dan menulis buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung.
Semenjak itu muncul banyak organisasi wanita. Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita, muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan. Surat kabar milik organisasi wanita, antara lain Putri Hindia di Bandung, Wanito Sworo di Brebes, Sunting Melayu di Bukittinggi, Esteri Utomo di Semarang, Suara Perempuan di Padang, Perempunan Bergolak di Medan, dan Putri Mardika di Batavia.

Puncak gerakan wanita, yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28–31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu.

Sumber :