Pergerakan
Nasional
Pengertian
Pergerakan Nasional Indonesia
a.
Pergerakan
Pergerakan
meliputi segala macam aksi dengan mengggunakan "organisasi modern"
untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini
menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur dalam arti ada pemimpinnya,
anggota, dasar dan, tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan organisasi modern ini
menunjukkan adanya perbedaan dengan upaya melawan penjajah sebelum tahun 1908.
b
Nasional
Istilah
"nasional" menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan
organisasi modern yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial,
politik, budaya dan kultural dengan tujuan yang sama, yakni melawan penjajahan
untuk digantikan dengan kekuasaan yang dipegang oleh bangsa Indonesia
sendiri.
Sartono
Kartodirdjo (1990) mengartikan sebagai kata sifat dari suatu "nation"
yang menunjukkan kumpulan individu-individu yang disatukan oleh ikatan politik,
bahasa, kultural, dan sebagainya.
c.
Kesimpulan
Berdasarkan
keterangan tersebut dapat dimengerti bahwa sejarah pergerakan nasional adalah
bagian dari sejarah Indonesia yang meliputi periode sekitar 40 tahun yang
dimulai sejak lahirnya Budi Utomo ( BU) sebagai organisasi nasional yang
pertama sampai dengan terbentuknya bangsa Indonesia 1945 yang ditandai oleh
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sejarah
pergerakan nasional adalah hasil dari perkembangan faktor ekonomi, sosial,
politik, kultural, dan religius dan di antara faktor-faktor itu saling terjadi
interelasi. Sejarah pergerakan nasional yang dimulai dari berdirinya Budi Utomo
(BU) sampai dengan tercapainya kemerdekaan 1945 dapat dibagi menjadi beberapa
masa, seperti berikut.
1.
Masa Awal Perkembangan
Ditandai dengan berdirinya oraginisasi
seperti Budi Utomo (BU), Sarekat Islam (SI), dan Indische Partij (IP).
2.
Masa Radikal
Ditandai dengan berdirinya Partai Komunis
Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Perhimpunan Indonesia (IP)
3.
Masa Bertahan
Ditandai dengan berdirinya Fraksi
Nasional, Petisi Sutardjo, dan Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Faktor
- Faktor
Lahirnya
pegerakan pasional Indonesia dipengaruhi dari berbagai pihak, baik pihak
internal maupun eksternal. Faktor faktor tersebut adalah :
Faktor
Intern
·
Adanya penjajahan yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan
sehingga menimbulkan tekad untuk menentangnya.
·
Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau, seperti zaman Sriwijaya dan
Majapahit
·
Munculnya kaum intelektual yang kemudian menjadi pemimpin pergerakan
nasional
·
Adanya kaum cerdik pandai
·
Penderitaan, penindasan dan perlakuan deskriminatif
·
Pengaruh politik balas budi
·
Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
·
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
·
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
Faktor
Eksternal
·
Adanya All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India.
·
Adanya Gerakan Turki Muda 1908 di Turki.
·
Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905) menyadarkan dan
membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa-bangsa Barat.
·
Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke
Indonesia, seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme mempercepat
timbulnya nasionalisme Indonesia.
·
Kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun 1905
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
·
Masuknya paham-paham baru ke Indonesia
o Nasionalisme
Arti luas: perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya Terbentuk karena persamaan nasib, budaya, karakter, dan keinginan hidup bersama Arti sempit: perasaan cinta terhadap bangsa yang berlebihan sehingga memandang rendah bangsa lain (chauvinisme)
Arti luas: perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya Terbentuk karena persamaan nasib, budaya, karakter, dan keinginan hidup bersama Arti sempit: perasaan cinta terhadap bangsa yang berlebihan sehingga memandang rendah bangsa lain (chauvinisme)
o Liberalisme
Dari kata Liberty yang artinya bebas Dicetuskan Adam Smith dalam buku “Wealth of Nations” tentang perjuangan ekonomi Liberal dan mengecam campur tangan pemerintah dalam masalah ekonomi. Juga mempengaruhi bidang politik dan agama Adanya paham Liberalisme memunculkan keinginan menentukan nasib sendiri
Dari kata Liberty yang artinya bebas Dicetuskan Adam Smith dalam buku “Wealth of Nations” tentang perjuangan ekonomi Liberal dan mengecam campur tangan pemerintah dalam masalah ekonomi. Juga mempengaruhi bidang politik dan agama Adanya paham Liberalisme memunculkan keinginan menentukan nasib sendiri
o Sosialisme
Menekankan perhatian pada masyarakat secara keseluruhan Muncul karena perkembangan industrialisasi sebagai dampak liberalisme yang melahirkan golongan kapitalis, Golongan kapitalis mengeksploitasi kaum proletar/kaum miskin (buruh) Kaum proletar bangkit menyuarakan agar segalanya menjadi milik bersama
Menekankan perhatian pada masyarakat secara keseluruhan Muncul karena perkembangan industrialisasi sebagai dampak liberalisme yang melahirkan golongan kapitalis, Golongan kapitalis mengeksploitasi kaum proletar/kaum miskin (buruh) Kaum proletar bangkit menyuarakan agar segalanya menjadi milik bersama
Tokoh : Karl Marx dari Jerman
o Pan-Islamisme
Paham yang menginginkan / mencita-citakan manifestasi dari prinsip islam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan antar umat islam di seluruh dunia. Al-wahdah al-islamiyah / al-ittihad al-islamiyah : Umat islam merupakan satu kesatuan yang utuh dan universal di seluruh dunia tanpa kecuali
Paham yang menginginkan / mencita-citakan manifestasi dari prinsip islam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan antar umat islam di seluruh dunia. Al-wahdah al-islamiyah / al-ittihad al-islamiyah : Umat islam merupakan satu kesatuan yang utuh dan universal di seluruh dunia tanpa kecuali
·
Perkembangan nasionalisme di kawasan Asia-Afrika khususnya di kawasan
Asia Tenggara pada paruh pertama abad ke-20
o Nasionalisme di Filipina
o Nasionalisme di Vietnam
o Nasionalisme di Myanmar
Tokoh
- Tokoh Pergerakan Nasional
1.
Kiai Haji Samanhudi
Kiai Haji Samanhudi nama kecilnya ialah
Sudarno Nadi.(Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868 – Klaten, Jawa Tengah 28
Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islamiyah, sebuah organisasi massa
di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di
Surakarta.Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh
penguasa penjajahan Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama
Islam dengan pedagang Cina pada tahun 1911. Oleh sebab itu Samanhudi merasa
pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan
mereka.
Pada tahun 1911, ia mendirikan Sarekat
Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya. Ia dimakamkan di Banaran, Grogol,
Sukoharjo. Sesudah itu, Serikat Islam dipimpin oleh Haji Oemar Said
Cokroaminito.
2.
HOS Tjokroaminoto
Raden
Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 –
meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun) adalah seorang
pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia.
Tjokroaminoto
adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno,
salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati
Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo.
Sebagai
salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai tiga murid yang yang
selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Semaun
yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang agamis. Pada
bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi Sarekat Islam. Ia
dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit setelah Kongres SI
di Banjarmasin.
Salah
satu kata mutiara darinya yang masyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu,
semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana
perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang
pejuang kemerdekaan.
3.
Haji Agus Salim
Haji Agus Salim lahir dengan nama
Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran" tahun 1884 adalah
seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Agus Salim lahir dari pasangan Angku
Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di
Pengadilan Tinggi Riau.
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan
Sarekat Islam (SI) dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto.
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik
Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand
Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet
Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat
Menteri Luar Negeri.
Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di
Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji
Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi
Kode Etik Jurnalistik. Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Kode Etik Jurnalistik. Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
4.
Cipto Mangunkusumo
Cipto Mangunkusumo adalah seorang Dokter
Pendiri Indische Partij. Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter profesional
yang lebih dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan nasional. Dia merupakan
salah seorang pendiri Indische Partij, organisasi partai partai pertama yang
berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka dan turut aktif di Komite Bumiputera.
Awal perjuangan Cipto Mangunkusumo, pria
kelahiran Pecangakan, Ambarawa tahun 1886, ini dimulai sejak dia kerap menulis
karangan-karangan yang menceritakan tentang berbagai penderitaan rakyat akibat
penjajahan Belanda. Karangan-karangan yang dimuat harian De Express itu oleh pemerintahan
Belanda dianggap sebagai usaha untuk menanamkan rasa kebencian pembaca terhadap
Belanda
Tidak bekerja sebagai dokter pemerintah
yang diupah oleh pemerintahan Belanda, membuat dr. Cipto semakin intens
melakukan perjuangan. Pada tahun 1912, dia bersama Douwes Dekker dan Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) mendirikan Indische Partij, sebuah partai
politik yang merupakan partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia
merdeka.
Jakarta merupakan kota terakhirnya hingga
akhir hidupnya. dr. Cipto Mangunkusumo meninggal di Jakarta, 8 Maret 1943, dan
dimakamkan di Watu Ceper, Ambarawa. Atas jasa dan pengorbanannya sebagai
pejuang pembela bangsa, oleh negara namanya dinobatkan sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional yang disahkan dengan SK Presiden RI No.109 Tahun 1964,
Tanggal 2 Mei 1964 dan namanya pun diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum
Pusat di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar