Kamis, 29 Januari 2015

Teori Masuknya Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia





Kali ini saya akan berbagi tentang teori masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke indonesia. Banyak teori yang menjelaskan tentang cara masuknya hindu budha ke indonesia, namun masih belum jelas teori mana yang paling benar. Disini saya akan berbagi tentang
1.    Teori Waisya
Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudyaan Hindu-Budha. Para pedagang yang sudah terlebih dahulu mengenal Hindu-Budha datang ke Indonesia selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat Indonesia. Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali. Selama para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
2.     Teori Ksatria
Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria. Pendukung teori Ksatria, yaitu:
C.C. Berg
Menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
Mookerji
Mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
J.L. Moens
Menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
3.     Teori Brahmana

Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana (golongan agama) yang sengaja diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
Teori ini mempertegas bahwa hanya kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara utuh dan benar. Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.
4.     Teori Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.
5.    Teori Sudra
Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Mereka dtang ke Indonesia dengan tujuan mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak.
6.     Teori Nasional
Teori nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsur-unsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu–Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah Air.
Terlepas dari teori tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. 
Sekembalinya dari India dengan bekal pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih cepat dan mudah.
7.     Teori Campuran
Teori ini beranggapan bahwa baik kaum brahmana, ksatria, para pedagang, maupun golongan sudra bersama-sama menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran masing-masing.
Perkembangan dan Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia
Pengaruh Hindu dan budha di Indonesia
Berdasarkan ditemukannya bukti tulisan yang berhuruf pallawa dan Bahasa Sanseketa di kerajaan Kuta dan Tarumanegara menujukkan pengaruh Hindu budha dan india yang sangat kuat dalam perkembangan sejarah inonesia. tulisan tulisan tersebut mengubah bangsa indonesia memasuki babakan baru zaman sejarah, terutama dengan ditemukannya prasasti tujuh yupa di kalimatan timur.
Kehidupan Sosial Politik Ekonomi dan Kebudayaan di Indonesia pada Masa Kerajaan Hindu-Budha
1.          Kerajaan Kutai
Kerjaan ini terletak di kalimatan timur dan tertua di Indonesia. peninggalan bersejarah yang di temukan adalah tujuh Buah Prasati yang di pahatkan di atas tiang bantu disebut YUPA. Prasasti ini berhuruf pallawa dan berangka tahun 400M. Raja yang pernah memerintah kerajaan kutai adalah kudungga, Aswawarman, Mulawarman. Dengan ditemukannya prasasti tersebut bangsa indonesia memasuki babkan baru zaman sejarah.
2.            Kerajaan Taruma Negara ( abad 5 M)
Kerajaan ini letaknya di sekitar Bogor, Jawa Barat. prasasti yang ditemukan semua berhuruf pallawa dan berbahasa Sanseketa yaitu Prasasti Tugu, Lebak, Pasir awi, Jambu, Muara ciaruten dan Prasasti Kebon kopi. Pratasti itu mengatakan bahwa raja yang memerintah kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman, seorang raja yang bijaksana dan sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. Sumber bukti lainnya adalah kerajaan ini adalah berita dari seorang pendeta budha dan cina yang bernama fa hien.
3.           Kerajaan Melayu
Mengenai kerajaan ini diperkirakan sekitar daerah jambi seorang raja yang sering disebut adalah adityawarman. Sementara menurut berita cina, pendeta I-Tsing setelah belajar di Sriwijaya kemudian ia pergi ke Melayu.
4.           Kerjaan Sriwijaya (7 M)
Terletak di palembang, sumatra selatan. bukti adanya kerajaan ini dengan ditemukannya prasasti-prasasti yang berhuruf pallawa, yaitu : prasasti Talang Tuo, prasasti Kota Kapur, prasasti Karang berahi, prasasti Kedukan Bukti dan prasasti Telaga Batu. Dari prasasti proses tersebut diketahui bahwa kerajaan sriwijaya beragam budha dan merupakan kerajaan yang besar dan makmur dengan ouncak kejayaan pada masa raja balaputradewa.
5.          Kerajaan Majapahit
Terletak di desa Tarik Mojokerto, Jawa Timur. Pendiri kerajaan ini yaitu raden wijaya. Pada masa pemerintahan Tri Buwana Tungga Dewi diangkat seorang maha patih bernama Gajah Mada. Penganti pemeritahani ini adalah raja Hayam Wuruk yang dibantu oleh patih gajah mada dengan sumpah palapa dan berhasil menyatukan nusantara di bawah kerajaan majapahit.
kerutuhan kerajaan majapahit antara lain :
- adanya perkembangkan islam dari kerajaan demak
- banyak daerah kekuasaannya melepaskan diri
- lemahnya raja-raja pengganti hayam wuruk
- mundurnya perekonmian akibat perang saudara
- adanya perang paregreg / perang saudara
6.           Kerajaan Bali
Dalam prasasti sanur yang berangka 914 M, diceritakan bahwa raja yang memerintah merupakan raja sri baduga maharaja terjadi peristiwa perang Bubat antara majapahit dengan pajajaran.
7.           Kerajaan Kediri (abad 12 M)
Berdiri di daerah daha, kediri, jawa timur. raja yang terkenal raja jayabaya. sedangkan menurut sumber dari cina bahwa kerajaan kediri merupakan kerajaan yang aman, tentram dam makmur.
8.            Kerajaan Medang (abad 10 M)
Terletak di sekitar sungai Brantas dekat kota jombang, jawa timur. kerajaan ini merupakan pindahan dari kerajaan matram kuno yang mengalami kehancuran. pendiri kerajaan ini adalah mpu sindok yang menamakan dirinya dinasti isyana.
9.           Kerajaan Singosari (abad 13)
Muncul setelah adanya perang ganter 1222 M. dalam perang ini akhirnya raja kertajaya yang otoriter dari kerajaan kediri kalah melawan para brahmana yang dibantu oleh ken arok. kerajaan kediri kalah dan berdirilah kerajaan singosari dengan raja ken arok adan bergelar kertarejasa.
10.  Kerajaan Mataram Kuno/Hindu (abad 8 M)
Letak kerajaan ini dekat magelang, jawa tengah. hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti canggal, yang menceritakan bahwa kerajaan ini pernah di perintah oleh dinasti sanjaya dan dinasti syailendra.
11.Kerajaan Sunda
Letak kerajaan di pakuan pajajaran kemudian pindah ke kawali. pada masa pemerintahan raja sri baduga maharaja terjadi peristiwa perang bubaat antara majapahit dengan pajajaran.
Peninggalan Hindu-Budha meliputi :
a.             Bangunan Candi
-         Jenis Candi di Indonesia, Yaitu Candi Hindu dan Budha.
-         Fungsi Candi, yaitu dalam agama Hindu berfungsi sebagai tempat pemakaman dan fungsi menurut agama Budha sebagai tempat upacara keagamaan
-         Kelompok candi berdasarkan langgamnya, yaitu :
Candi Jawa Tengah bagian utara
Candi Jawa Tengah bagian selatan
Candi Jawa Timur
-         Perbedaan bangunan candi Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain :
Candi jawa barat
Candi Jawa Tengah
Bangunan Candi terbuat dari batu bara
Bangunan candi terbuat dari batu andesit (batu kali)
Relief candi simbolis
Relief candi realis
Atap candi seperti pohon cemara
Atap candi berundak-undak
Arah candi menghadap ke barat
Arah candi menghadap ke timur
Bentuk candi ramping dan tinggi
Bentuk candi tambun
Induk candi menjorok ke belakang
Induk candi tepat di tengah
b.            Patung Dewa
Dalam kebudayaan Hindu-Budha biasanya dewa diwujudkan dalam bentuk patung
c.             Sastra
Hasil peninggalan bidang sastra antara lain Ramayana, Mahabarata, Barata Yuda dll.
d.           Seni Ukir
Hasil pahatan dan ukiran nampak indah dan mengangumkan pada relief-relief bangunan candi.
e.              Barang-barang logam
Barang atau benda yang terbuat dari logam dan perunggu yang indah di antaranya, arca, lampu gantung, genta, mangkok, jambangan dan tempat dupa untuk upacara agama. dan masih banyak lagi peninggalan yang berupa seni lainya.
Runtuhnya Kebudayaan Hinduh-Budah di Indonesia
Penyebab runtuhnya kerajaan yang bercorak Hindu-Budah antara lain :
a. Adanya perang Paragrag di Majapahit
b. Banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri kerajaan sriwijaya maupun Majapahit
c. Berkembangnya syiar agama Islam yang berhasil menarik simpati masyarakat
d. Kerajaan Islam Demak berkembang pesat, sementara Sumatra juga berkembang pesat kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.

Sumber :
                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar