Dalam mempelajari sejarah, kita mengenal
beberapa masa kehidupan manusia. Masa di bagi menjadi 2 yaitu masa prasejarah
dan masa sejarah. Masa prasejarah dibagi menjadi 2 zaman. Zaman batu dan zaman
logam. Dalam postingan kali ini, saya akan berbagi informasi tentang masa
prasejarah khususnya zaman batu.
Zaman Batu
Zaman batu adalah suatu zaman atau masa
yang masyarakatnya masih menggunakan peralatan yang terbuat dari batu. Zaman
batu dimulai kurang lebih 600.000 SM yang lalu. Peralatan yang digunakan
masyarakat pada zaman batu sebagian besar menggunakan bahan dari batu. Alat
dari batu ini digunakan untuk mencari serta mengolah makanan dan untuk
mempertahankan diri dari serangan binatang buas. Selain dari batu, digunakan
juga peralatan dari bahan kayu, tetapi tidak ditemukan fosil karena lapuk dan
tidak tahan lama. Pola pikir manusia yang hidup pada zaman batu masih sangat
sederhana.
Zaman batu dibagi menjadi empat periode,
yaitu zaman batu tua (palaeolithikum), zaman batu muda (mesolithikum), zaman
batu muda (neolithikum), dan zaman batu besar (megalithikum).
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum):
Zaman Batu Tua berlangsung sekitar
600.000 tahun yang lalu. Pada zaman batu tua ini alat-alat banyak dibuat dari
batu kasar yang tidak diasah dan dihaluskan. Alat-alat dari batu kasar pada
zaman batu tua ini antara lain kapak genggam. Spesies manusia purba yang telah
ada: Meganthropus Paleojavanicus dan Pithecanthropus Erectus (Pithecanthropus
Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus). Kehidupan masyarakat pada zaman batu
tua masih sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka sangat bergantung
kepada alam. Tempat tinggal mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Tempat yang ditinggali adalah daerah yang subur dan banyak menyediakan
bahan makanan, seperti umbi-umbian dan daun . Setelah bahan makanan di tempat
tersebut habis, mereka akan pindah mencari tempat lain yang subur dan memiliki
persediaan bahan makanan.
Proses pembuatan kapak batu: ;
1. Memilih batu yang cocok dan mudah
dibentuk
2. Batu tersebut dipukulkan dengan
menggunakan batu yang lebih keras
3. Pembentukan dengan cara dihaluskan
menggunakan kapak tulang, tangan juga dilindungi dengan kulit.
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari
batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah
Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena
alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara
mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan
dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya
dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi
menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas
kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah
jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah),
Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen
(Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah
sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan.
3. Alat-alat dari tulang binatang atau
tanduk rusa
Salah satu alat peninggalan zaman
paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini
termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat
penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk
mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa
digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.
4. Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat
dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes
termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang.
Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan
ubi dan buah-buahan.alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
Pada zaman batu tengah, bentuk
benda-benda atau alat-alat masih sama dengan zaman batu tua, yaitu tidak
diasah, tidak dihaluskan, dan berbentuk kasar. Alat-alat yang dihasilkan pada
zaman batu tengah, antara lain kapak genggam dan kapak pendek. Pada zaman batu
tengah ini, tempat tinggal masyarakat sudah mulai menetap atau tidak
berpindah-pindah. Mereka tinggal di gua-gua, bahkan ada pula masyarakat yang
sudah mampu membuat rumah meskipun masih sederhana dengan atap dan dinding
saja. Masyarakat pada zaman batu tengah sudah mulai mengenal cara bercocok
tanam.
Ciri zaman Mesolithikum:
v Nomaden dan masih melakukan food
gathering (mengumpulkan makanan)
v Alat-alat yang dihasilkan nyaris
sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
v Ditemukannya bukit-bukit kerang
di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
v Alat-alat zaman mesolithikum
antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-
batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
v Alat-alat diatas banyak ditemukan
di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
v Alat-alat kebudayaan Mesolithikum
yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche
antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan
alat-alat dari tulang.
Empat bagian penting kebudayaan
Mesolithikum:
v Pebble-Culture (alat kebudayaan
kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
v Bone-Culture (alat kebudayaan
dari Tulang)
v Flakes Culture (kebudayaan alat
serpih dari Abris Saus Roche)
v Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum
adalah bangsa Papua--Melanosoid
Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Pada
zaman batu besar, banyak dibuat bangunan dari batu-batu yang besar. Batu-batu
besar ini masih kasar. Untuk membuat bangunan, batu-batu yang besar itu hanya
diratakan saja secara kasar sampai terbentuk bangunan yang dikehendakinya.
Bangunan-bangunan pada zaman batu besar ini, antara lain :
Menhir (tugu batu digunakan untuk
menghormati roh nenek moyang)
Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan
sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan
sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung
Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Pada zaman batu baru ini alat-alat dibuat
dari batu yang sudah diasah atau dihaluskan. Alat-alat dari batu pada zaman
batu baru, antara lain kapak persegi dan kapak lonjong. Masyarakat pada zaman
batu baru sudah hidup menetap dengan membuat dan menempati rumah-rumah yang
terbuat dari kayu, bambu atau daun-daunan. Mereka sudah hidup berkelompok
membentuk suatu masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka
bercocok tanam dengan menggunakan kapak persegi dan kapak lonjong yang
digunakan sebagai cangkul.
Kapak persegi
banyak di temukan di Jawa, Sumatra,
Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Bahan dasar adalah batu api (chalcedon) dengan
buatan yang sangat halus karena diasah. Kebudayaan kapak persegi diperkirakan
masuk ke indonesia melalui jalan barat, yaitu dari Yunan ke Semenanjung
Malaka, lalu masuk ke Jawa melalui Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
dan Maluku. Para arkeolog memperkirakan bahwa benda tersebut di buat
sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau alat tukar. Misalnya :
Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan diSumatera, Jawa,
bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
Fungsi:
**sebagai cangkul/pacul.
**sebagai alat pahat/alat untuk
mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak disamping
dibuat dari batu api/chalcedon yang hanya dipergunakan sebagai alat upacara
keagamaan, azimat atau tanda kebesaran.
Kapak Bahu
Kapak lonjong
Kapak yang penampangnya berbentuk lonjong,
ujungnya agak lancip sehingga dapat dipasangi tangkai. Kapak lonjong mempunyai
dua ukuran, yaitu ukuran kecil (kleinbeil) dan ukuran besar (walzenbeil).
Sebagian besar wilayah temuan kapak lonjong terdapat di Papua, karenanya
kebudayaan kapak lonjong sering juga di sebut dengan Neolithikum Papua. Di
daerah lain di indonesia kapak lonjong juga di temukan di Sulawesi, Sangihe
Talaud, Flores, Maluku, dan Kepulauan Tanimbar.
Sumber ;
http://epri-wismark.blogspot.com/http://tamanmacah.blogspot.com
http://id-materiku.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
http://www.sridianti.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar