Selasa, 22 September 2015

Gerakan 30 September 1965

G 30 S

Gerakan 30 September 1965 sering disebut juga G 30 S PKI atau Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) ataupun Gestok (Gerakan Satu Oktober). Gerakan ini adalah suatu usaha percobaan kudeta  yang terjadi sejak malam tanggal 30 September 1965 sampai tanggal 1 Oktober 1965.
Peristiwa ini terjadi karena beberapa hal, antara lain isu bahwa Soekarno sedang sakit. Isu ini beredar sejak satu tahun sebelum G30S terjadi. Diperkirakan isu sakitnya bung karno menyebabkan beberapa pihak berebut posisi untuk menggantikan posisi Soekarno. Hal lain yang melatarbelakangi peristiwa ini adalah faktor ekonomi. Saat itu ekonomi di Indonesia tidak stabil, tentu ini berdampak mulai menghilangnya dukungan bagi soekarno dan banyak yang mulai membenci soekarno, apalagi sebelumnya soekarno telah memutuskan melakukan NASAKOM yang banyak ditentang oleh rakyat. Amerika dan Malaysia pun dianggap salah satu penyebab gerakan ini terjadi.
Peristiwa G30S diawali dengan munculnya isu terbentuknya Dewan Jendral, yaitu petinggi anggatan data yang berusaha menggulingkan Soekarno. Kemudian dilanjutkan dengan peristiwa beredarnya dokumen Gilchrist. Dokumen ini berisi sesuatu yang terkesan menyebutkan bahwa perwira Indonesia telah dibeli oleh Amerika.
 Dalam Peristiwa ini, beberapa orang dibunuh, termasuk tujuh perwira militer yaitu :
·        Letjen TNI Ahmad Yani
·        Mayjen TNI Raden Suprapto
·        Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono
·        Mayjen TNI Siswondo Parman
·        Brigjen TNI Donald Issac Panjaitan
·        Brigjen TNI Suyoto Siswomiharjo
Satu nama lagi yang menjadi sasaran pembunuhan, yaitu Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Ia berhasil melarikan diri, namun anak dan ajudannya tewas. Para korban dibuang kesebuah lubang, yang saat ini disebut sebagai Lubang Buaya di Pondok Gede, Jakarta Timur dan baru ditemukan tanggal 3 Oktober 1965.
Setelah peristiwa ini, PKI menguasai RRI dan kantor Telekomunikasi yang berada di Jalan Merdeka. Melalui radio PKI menyiarkan bahwa G30S ditunjukan pada Angkatan Darat. Dan diumumkan tebentuknya Dewan Revolusi. PKI bahkan melakukan pembunuhan pada sore hari tanggal 1 oktober 1965 kepada 2 orang di Jawa Tengah dan Yogyakarta karena menolak masuk Dewan Revolusi.
Semenjak kejadian ini, penangkapan dan pembantaian anggota PKI terjadi di berbagai daerah. Diperkirakan, anggota PKI yang terbunuh sekitar 500 ribu orang, dan ratusan ribu lainnya ditangkap. Mereka yang tertangkap disiksa dan diinterogasi. Namun beberapa orang yang tidak bersalah juga ikut terbunuh karena dituduh sebagai kaki tangan PKI.
Pembantaian Pki semakin membabi buta semenjak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret atau yang sering disebut Supersemar. Dalam Surat ini Soekarno memberikan kewenangan sebesar besarnya kepada Soeharto untuk mengembalikan ketenangan negara.
Dalam peristiwa ini tidak diketahui siapa pemimpin dari gerakan tersebut. Namun, banyak orang yang berpendapat, dalang dari semua ini adalah PKI. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti bahwa gerakan tersebut merupakan pasukan PKI. Ini adalah misteri besar dibalik kejadian Gerakan 30 September 1965.
Saat ini tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September. Dan tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, dan terdapat Monumennya di Lubang buaya, yaitu Monumen Pancasila Sakti.



Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September